Senin, 07 Mei 2012

PUSAT-PUSAT DOKUMENTASI NON PEMERINTAH

A. Latar Belakang
Dalam berbagai segi kehidupan mulai dari yang terkecil seperti RT ( rumah tangga ) sampai ke kelompok yang lebih besar seperti suatu organisasi atau suatu perusahaan bahkan suatu negara atau pemerintahan kegiatan dokumentasi ini memegang peranan yang sangat penting. Membuat suatu dokumentasi memang akan menghabiskan waktu dan mungkin membosankan dan mungkin juga kita akan bertanya tanya mengapa kita harus menghabiskan waktu untuk membuat dokumentasi sementara kita sudah disibukkan dengan perkerjaan pekerjaan rutin. 
Kenyataannya dengan mempunyai dokumentasi yang baik kita akan mendapatkan sejumlah keuntungan seperti: 
 1. Dokumentasi bisa menjadi penolong saat terjadi suatu masalah, dokumentasi akan berfungsi sebagai referensi untuk memandu kita dalam melakukan atau mencari penyelesaian suatu masalah. 
2. Dalam suatu bidang pekerjaan dokumentasi bisa berfungsi membantu dalam melatih karyawan baru, karyawan baru akan lebih cepat belajar jika ada dokumentasi yang rinci sebagai referensi sehingga akan menghemat waktu dan biaya.
Mengingat pentingnya dokumentasi tersebut dalam sebuah organisasi atau lembaga, maka pada tahun 1974 keluar Keputusan Presiden No.44 tahun 1974 tentang tentang pokok pokok organisasi departemen dan kemudian disusul oleh Keputusan Presiden No.45 tahun 1974 tentang susunan organisasi departemen. Dalam peraturan tersebut disebutkan pembentukan Badan Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) pada setiap departemen. Dan setiap badan litbang departemen memiliki bagian dokumentasi dan perpustakaan. Jadi dari sinilah setiap organisasi dan lembaga baik pemerintahan maupun non pemerintahan(swasta) harus memiliki pusat dokumentasinya sendiri. 
 B. Rumusan Masalah 
1. Menjelaskan beberapa pusat-pusat dokumentasi non pemerintah.  
 BAB II PEMBAHASAN 
 Dalam Bab ini akan dijelaskan tentang beberapa pusat-pusat dokumentasi non pemerintah yang didapat informasinya. 
A. Pusat Dokumentasi dan Informasi (Pusdokinfo) Manggala Wanabakti Pusat Dokumentasi dan Informasi (PUSDOKINFO) Manggala Wanabakti awalnya adalah Perpustakaan Kehutanan yang mulai dibina pada bulan Agustus 1983 di bawah struktur organisasi Badan Pengelola Gedung Manggala Wanabakti, menempati ruangan di Blok VI lantai 2 dalam kompleks Gedung Manggala Wanabakti. Pusdokinfo Manggala Wanabakti ini mengoleksi bahan pustaka khusus di bidang hutan dan kehutanan serta yang berkaitan.Memiliki lebih dari 26.000 koleksi,terdiri dari berbagai jenis koleksi seperti textbooks(buku teks), peraturan, koleksi referens, laporan dan juga menyediakan koleksi audio visual (mikrofis,CD-ROM). Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh koleksi bahan pustaka Pusdokinfo Manggala Wanabakti dapat langsung mengakses alamat: http://database.manggala.or.id/. PUSDOKINFO Manggala Wanabakti bertugas menyediakan, memelihara bahan pustaka ilmiah dan melayani informasi bidang hutan dan kehutanan kepada para pemakainya sehingga berfungsi sebagai berikut: 
1. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan bahan pustaka selengkapnya baik tercetak maupun terekam untuk karya ilmiah kehutanan dan pengembangan koleksinya. 
2. Mendokumentasikan publikasi karya ilmiah kehutanan dan aplikasi lainnya yang berhubungan, terutama tentang hutan dan kehutanan di Indoensia. 
3. Meyediakan jasa referensi dan informasi ilmiah kehutanan serta mengadakan pertukaran kepustakaannya. 4. Melaksanakan pelestarian koleksi lama dan unik melalui reprografi.
 Dalam mengemban KEPPRES No. 6 Tahun 1983 Yayasan Sarana Wana Jaya membentuk Badan Pengelola Gedung Manggala Wanabakti sebagai unit usaha dengan tugas pokok mengelola gedung yang monumental ini agar lestari selamannya. Untuk itu Yayasan Sarana Wana Jaya mencanangkan VISI dan MISI-nya sebagai berikut: 
VISI 
Terwujudnya pengelolaan Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti menjadi pusat kegiatan dan informasi kehutanan dan usaha produktif lainnya yang memberi manfaat bagi masyarakat dan Negara. 
MISI
 • Mengusahakan pemanfaatan fasilitas Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti sebaik-baiknya untuk menunjang kegiatan kehutanan.
 • Mengusahakan pemanfaatan Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti untuk usaha produktif atas dasar perhitungan tata niaga yang wajar dengan kemampuan sendiri agar dapat dimanfaatkan untuk selama-lamanya. 
Dalam menjabarkan VISI dan MISI tersebut, Badan Pengelola Gedung Manggala Wanabakti bertekad untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan dengan tanggung jawab: 
 VISI DAN MISI YAYASAN SARANA WANA JAYA 
 Menyediakan fasilitas gedung kepada para rimbawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan di Indonesia. 
1. Mengelola dan menyewakan ruang perkantoran dan ruang pertemuan yang tersedia dalam gedung dengan suatu tata niaga yang wajar. 
2. Mengelola Pusat Dokumentasi dan Informasi, Museum dan Taman Hutan sebagai salah satukegiatan yang menjalankan fungsi sosial pendidikan untuk masyarakat, terutama generasi muda. 
3. Mengelola Klinik Kesegaran Jasmani untuk mendukung kebugaran para penghuni gedung dan masyarakat luas lainnya. 
4. Mengelola Pusat Uji Kesehatan sebagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang berkenaan dengan pemeriksaan kesehatan. 
5. Mengurus keamanan dan kebersihan serta keindahan gedung dan lingkungan sekitarnya. 
6. Memelihara sarana, peralatan dan perangkat untuk kelestarian gedung selama-lamanya. 
7. Mengembangkan keahlian dan keterlatihan sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada penyewa dan penghuni. 
Sebagai pusat dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo) Manggala Wanabakti meminjamkan buku atau bahan pustaka lain hanya untuk dibaca atau dipergunakan di ruang baca yang telah disediakan, dan tidak dapat dibawa keluar gedung. Buku atau bahan pustaka tersebut bila diperlukan dapat digandakan dengan pembuatan mikrofilm, mikrofis maupun fotokopi sesuai peraturan hak cipta melalui jasa pelayanan yang disediakan. Dalam memberikan pelayanan informasi, menggunakan sistem terbuka, sehingga pengguna dapat langsung mencari bahan pustaka di dalam rak koleksi. Adapun layanan yang disediakan oleh Pusdokinfo adalah sebagai berikut: 
1. LAYANAN REFERENSI Layanan berupa bantuan, petunjuk atau bimbingan untuk menemukan bahan pustaka atau informasi lainnya. 
2. BIMBINGAN PEMBACA Layanan dengan memberikan petunjuk dan panduan untuk pemakai dalam penggunaan koleksi dan peralatan.
 3. PENELUSURAN INFORMASI 
Pencarian serta penemuan kembali kepustakaan hutan dan kehutanan, diberikan melalui layanan menggunakan: 
a. Local Area Network (LAN) Pencarian informasi untuk para pengguna yang datang langsung, melalui surat, atau telepon dan faximile, dapat dilayani menggunakan database LAN. 
b. Internet Pengguna perpustakaan kini dapat melakukan akses informasi atau database koleksi PUSDOKINFO Manggala Wanabakti menggunakan internet. 
c. CD-ROM Layanan penelusuran abstrak artikel kehutanan secara digital melalui Tree CD yang diterbitkan oleh C.A.B. International yang berasosiasi dengan Silver Platter Information. 
d. LAYANAN REPROGRAFI
Selain menyediakan bahan pustaka berupa buku dan majalah, Pusdokinfo Manggala Wanabakti menyediakan bahan pustaka berupa koleksi mikrofilm, koleksi peta dan klipping surat kabar. Bagi pengguna yang menginginkan salinannya, tersedia juga layanan fotocopy dan penjilidannya. 
e. KOLEKSI AUDIOVISUAL
Pusdokinfo Manggala Wanabakti memiliki koleksi audiovisual, dalam bentuk kaset BETA/VHS, CD, VCD & DVD, khusus tentang hutan dan kehutanan Indonesia yang dapat disaksikan dan informasinya dapat dimanfaatkan oleh para pengguna. 

B. Sinematek Indonesia (SI) Dokumentasi dan Informasi Perfilman Indonesia 
Sinematek Indonesia (SI) adalah lembaga swasta non profit. Mulai tahun 1977 tergabung dalam FIAF ( Federation International des Archives du Film), termasuk juga dalam SEAPAVAA (South East Asia-Pasific Audio Visual Archive Assosciation). Sejak tahun 1995, berada dalam lingkungan yayasan PPHUI ( Pusat Perfilman H. Usmar Ismail). 
Tujuan dari Sinematek Indonesia (SI) dipublikasikan dalam web yaitu untuk mengkaji dan melestarikan perfilman nasional, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Praktis sekarang ini SI merupakan pusat data, dokumentasi, dan informasi terlengkap. Maka di sinilah berpusat kegiatan penelitian mengenai film dan perfilman Indonesia. 
Perpustakaan SI terbuka bagi siapa saja dan tanpa dipungut bayaran, bahkan orang tidak usah harus menjadi anggota. Beberapa kalangan yang sering datang ke perpustakaan SI adalah mahasiswa sekolah film dan para peneliti. Tidak sedikit sarjana yang berhasil ditolong menyelesaikan tesis doktoralnya. Bukan hanya mengenai film, tapi juga untuk bidang politik, sastra dan sebaginya. Peneliti juga datang dari luar negeri. Koleksi film telah memungkinkan Indonesia bisa ikut dalam berbagai acara panorama di festifal-festifal film internasional. 
Di dalam negeri pemanfaatannya masih terbatas untuk klub-klub film yang jumlahnya belum memadai, atau untuk menunjang acara peningkatan apresiasi di kampus-kampus. Pemutaran film oleh SI sendiri dilakukan berdasar kerjasama dengan Kine Klub Pusat Perfilman. Koleksi dokumentasi SI menghimpun juga peraturan-peraturan Pemerintah, tentang organisasi, kasus-kasus, bahkan surat undangan preview dan alat promosi. Di Perpustakaan SI bisa ditemui semua skenario film maupun sinetron sejak 1970-an hingga dewasa ini. 1. Film cerita 2. Film non cerita 3. Buku mengenai film, video, fotografi dan komunikasi 
4. Skenario film cerita
 5. Foto atau peristiwa perfilma 
6. Majalah film dalam dan luar negeri 
7. Kliping 
8. Biografi
 9. Data Organisasi Perfilman 
10. Data Perusahaan Film 
11. Peralatan Film (equipment)
12. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah 
13. Informasi arsip film dunia juga sekitar TV dan sinetron dari dalam maupun luar negeri. 
C. Pusat Dokumentasi Arsitektur-Indonesia 
Pusat Dokumentasi Arsitektur-Indonesia adalah sekelompok arsitek yang berkomitmen untuk mengumpulkan dan menyimpan dokumen-dokumen arsitektural, jurnal-jurnal penelitian dan dokumentasi bangunan hasil konservasi. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta yang merupakan kota yang berkembang cepat secara fisik, oleh sebab itu dipandang perlu untuk mengumpulkan dan menyediakan informasi mengenai setiap bangunan bersejarah, karena bangunan dan arsip merupakan aset dan elemen kunci yang harus diketahui, dihormati, dan dijaga.
Pusat Dokumentasi Arsitek Indonesia (PDAI) memiliki ini perpustakaan. Perpustakaan yang dimiliki PDAI dibilang kecil namun koleksinya cukup banyak. Adapun koleksi yang dihimpun seputar arsitektur. Jenis bahannya terdiri dari: 
1. Monograf (buku) terbitan dalam negeri dan luar negeri 
2. Serial (jurnal, majalah) 
3. Kamus dan Ensiklopedi 
4. Karya sastra (novel) 
5. Laporan penelitian (skripsi, tesis, desertasi) 
6. Laporan proyek 
7. Kliping (tercetak dan elektronik) 
8. Prosiding dari seminar-seminar atau konferensi 
9. Gambar Arsitektur dan Struktur 
Layanan yang disediakan oleh perpustakaan PDAI 
1. Copy bahan, baik yang tercetak maupun elektronik
2. Penelusuran informasi terpilih 
3. Kliping elektronik

D. Pusat Dokumentasi H.B jassin Pusat Dokumentasi Sastra H.B. 
Jassin ini dimulai sebagai dokumentasi pribadi H.B. Jassin, sang tokoh sastra yang dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia. Jassin menggeluti pendokumentasian sastra ini dengan dana dan tenaga yang serba terbatas sejak ia mengembangkan minatnya akan dunia sastra dan pustaka pada tahun 1930-an, ketika usianya belum lagi 30 tahun. 
Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin didirikan pada 28 Juni 1976. Sejak tahun anggaran 1977/1978, Pemerintah Daerah DKI Jakarta memberikan subsidi kepada yayasan ini yang kemudian berganti nama menjadi Pusat Dokumentasi Sastra. Sementara itu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga ikut mendukung pembiayaan lembaga ini tahun anggaran l983/l984. Ada pula sumbangan-sumbangan lain dari para donatur tidak tetap. Pada Mei 2006, pusat dokumentasi ini mempunyai koleksi sebanyak 48.876 dalam bentuk buku-buku fiksi, non-fiksi, naskah drama, biografi dan foto-foto pengarang, kliping, makalah, skripsi, disertasi, rekaman suara, dan rekaman video. Di sini disimpan pula sejumlah surat pribadi dari berbagai kalangan seniman dan sastrawan, seperti Nh. Dini, Ayip Rosidi dan Iwan Simatupang. PDS H.B. Jassin memberikan pelayanan kepada para pengunjung perpustakaan dan siapa saja yang ingin mencari informasi yang terkait dengan dunia sastra, baik para guru, mahasiswa, sastrawan, di luar Jakarta yang sedang mengerjakan skripsi ataupun disertasi. Pusat dokumentasi ini juga menyediakan fasilitas ruang bacaan dan fasilitas fotokopi. Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin terletak di Lantai 2 Gedung Galeri Cipta II di Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya No 73, Jakarta Pusat. 

E. Pusat Informasi dan Dokumentasi Mandailing (PIDM) 
Pusat Informasi dan Dokumentasi Mandailing (PIDM) adalah salah satu Program Kelompok Humaniora Pokmas Mandiri (KHP). Visi KHP adalah "Membangun Masyarakat Mandiri: Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Berbudaya". Misi PIDM adalah revitalisasi sejarah, kebudayaan dan kesenian Mandailing. PIDM berdiri di Medan pada 15 Januari 2010 dengan langkah pertama mendirikan Sopo Sio Parsarimpunan Ni Tondi Mandailing (SSP), di Saba Garabak, Desa Hutapungkut Jae, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing-Natal. SSP telah memulai masa ujicoba (soft opening) pada 17 Juli 2010, dan grand opening-nya pada 26 Desember 2010. SSP berfungsi sebagai museum warisan budaya Mandailing dan perpustakaan. SSP terletak 7 km dari Kotanopan, melalui jalan raya lintas Sumatra dan berbelok di Desa Marapungkut ke arah Hutagodang (1300 m). PIDM berfungsi sebagai: 
1. Perpustakaan, dengan fasilitas: selain buku umum, secara khusus tersedia koleksi buku atau dokumen tertulis yang berhubungan dengan Mandailing. Sebagian besar buku dan dokumen tentang Mandailing juga tersedia di Perpustakaan Induk, Kantor Pusat, Medan. 
 2. Museum warisan budaya Mandailing, dengan fasilitas: koleksi foto bersejarah, rekaman audiovisual, alat kesenian Mandailing, dan benda-benda yang berhubungan dengan kehidupan tradisional Mandailing.
 3. Penerbit, yang berfungsi untuk menerbitkan buku yang berhubungan dengan sejarah, kesenian dan kebudayaan Mandailing bekerjasama dengan Pustaka Widiasarana. 
4. Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Mandailing, yang berfungsi untuk terus menerus mempertahankan keberadaan kesenian asli dan adat istiadat Mandailing.  

BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pusat-pusat dokumentasi non pemerintah memeliki koleksi-koleksi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya yang disesuaikan dengan lembaga yang menaunginya. Dalam hal ini pusat-pusat dokumentasi juga tidak terlepas dalam bidang informasi, seperti pusat dokumentasi dan informasi (pusdokinfo) Manggala Wanabakti yang di dalamnya menyimpan koleksi dokumentasi yang menyangkut tentang kehutanan, begitu pula dengan Sinematek Indonesia (SI) Dokumentasi dan Informasi Perfilman Indonesia yang menyangkut tentang perfilman, kemudian Pusat Dokumentasi Arsitek yang menysngkut tentang bangunan atau arsitek indonesia. Pusat dokumentasi sastra yang di bangun oleh H.B. Jassin yang menghimpun karya sastra.yang selanjutnya adalah Pusat Informasi dan Dokumentasi Mandailing (PIDM) yang dijadikan sebagai tempat menyimpan warisan budaya masyrakat Mandailing, dan masih ada banyak lagi pusat dokumentasi non pemerintah lain yang belum sempat disampaikan dalam makalah ini. 
B. Saran
Semoga apa yang telah di sampaikan dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang pusat perdokumentasian non pemerintah, sekaligus dapat membuat kita untuk berusaha mencari informasi yang lebih banyak lagi.   

DAFTAR PUSTAKA
http:// manggala.or.id. diakses tanggal 02 Mei 2012 pukul 10:12 WIB 
www. Sinematekindonesia.com. diakses tanggal 04 Mei 2012 pukul 15:36 WIB 
http://www.pda-id.org diakses tanggal 02 Mei 2012 pukul 10:40 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Dokumentasi_Sastra_H.B_Jassin diakses tanggal 01 Mei 2012 pukul 09:35 WIB 
http://www.pda-id.org/library. diakses tagl 04 mei 2012 pukul 16:46 WIB 
http://banuamandailing.blogspot.com diakses tanggal 05 mei 2012 pukul 16:36 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar